Wednesday, November 11, 2015

Perempuan Indonesia Masa Kini Antara Tuntutan dan Eksistensi


Perempuan masa kini mengalami dilema antara tuntutan dan eksistensi, khususnya perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Mau tidak mau, seorang perempuan tetap harus melaksanakan kewajibannya sebagai ibu dan istri. Karir yang dijalani seorang perempuan acap kali membuatnya “terpaksa” mendelegasikan tugas kerumahtanggaan kepada pembantu rumah tangga atau keluarga dekat. Banyak perempuan pekerja yang bekerja di luar rumah, tetapi hatinya berada di dalam rumah. Pikirannya selalu tertuju ke rumah, memikirkan anak-anaknya yang diasuh oleh orang lain atau sedang sakit tapi sang Ibu tak dapat menjaganya.Belakangan, banyak perempuan terdidik dengan pendidikan minimal strata satu yang memutuskan untuk tidak berkarir dan fokus pada pengasuhan anak. Mereka bukan berarti tidak mau berdiri sejajar dengan para pria dalam berbagai sektor pekerjaan, tapi mereka memilih untuk total mengasuh anak-anak, agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik dari ibunya sendiri. Sesungguhnya, hal ini juga sejalan dengan cita-cita Kartini, yang ingin memberikan pendidikan kepada kaum Ibu.

“Siapakah yang akan menyangkal bahwa wanita memegang peranan penting dalam hal pendidikan moral kepada masyarakat? Dialah orang yang sangat tepat pada tempatnya. Ia dapat menyumbang banyak (atau boleh dikatakan terbanyak) untuk meninggikan taraf moral masyarakat. Alam sendirilah yang memberikan tugas itu padanya.

Dihari pahlawan ini, HERBS menganggap bahwa sejatinya "perempuan" pantas diberikan penghormatan setinggi-tinginya atas segala daya dan upayanya turut membangun moral bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment